23 Jun 2020

Alur Logika

Pada pemrograman dasar ada hal yang sama pada berkehidupan sehari-hari. ada yang namanya Alur Logika (urutan dalam berlogika). alur logika ini umumnya menjadi berat karena adanya 'pemakluman' kita dalam prosesnya, sedangkan perlu ditekankan bahwa sistem hanya akan menghasilkan nilai 0 atau 1, dimana tidak ada 'pemakluman' di dalamnya. contoh pemkaluman yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
perhatikan kalimat berikut! "Saya bangun di pagi hari, setelah terbangun saya langsung mandi dan setelah itu bergegas ke sekolah karena saya sudah terlambat" pada kalimat tersebut terlihat tidak ada yang salah bukan? namun nyatanya kita sedang memaklumkan kesalahan logika, atau mungkin kehidupan kita berbeda.

coba kita bedah bersama-sama. "saya bangun di pagi hari .... " Okey pada kalimat ini tidak ada yang salah, "... setelah terbangun saya langsung mandi ..." pada kalimat ini ada 2 kemungkinan kita memaklumkan atau kehidupan kita berbeda, kok bisa? apakah saat mandi kalian menggunakan pakaian tidur? ataukah kalian tidur tidak menggunakan pakaian? atau yang lebih ektrim, kalian tidur di kamar mandi? atau mandi di kamar tidur?
hal-hal tersebutlah yang di anggap sebagai kesalahan berlogika atau kadang ketika terjadinya pada kehidupan nyata dianggap sebagai pemakluman, karena umumnya kita semua sebagai manusia pada umumnya paham ketika dari proses bangun di pagi hari setelah itu mandi ada proses dimana kita 'ngumpulin nyawa', lalu bangun dari tempat tidur, lalu berjalan ke pintu kamar untuk membuka pintu kamar, menuju kamar mandi, memastikan kamar mandi kosong, membuka pintu kamar mandi, membuka semua pakaian, berkegiatan mandi.
mungkin itu kan harusnya proses yang benar, atau bisa jadi saya melakukan logika yang salah atau melakukan 'pemakluman' juga? jikalau saya melakukan pemakluman ya harap dimaklumkan, karena memang sangat sulit melakukan alur logika yang benar pada kehidupan nyata.

dari penjelasan singkat itu seharusnya kalian sudah mulai dapat memperbaiki atau mengkritik apa kemungkinan yang terjadi jika kalimat terakhirnya adalah "...dan setelah itu bergegas ke sekolah karena saya sudah terlambat".

5 Sep 2017

Pohon Jati

Ada seorang penjaga kebun jati, dia sangat senang ketika melihat tanaman tanaman jati yang dijaganya tumbuh besar, berbatang bagus dan berdaun lebat.

Dia senang bukan karena dia akan untung mendapat bayaran lebih, dia tau bayarannya akan tetap sama baik pohon jati itu tumbuh bagus ataupun pohon jati itu mati.

Tapi dia senang karena tanaman jati yang dijaganya, setidaknya dapat bertahan hidup dengan lebih baik. Just it.

29 Mei 2017

Etika Profesi di Luar Negri dan Indonesia

Pada kesempatan kali ini penulis mencoba sedikit membandingkan etika kerja di Indonesia dan di luar negri (Jerman)

pada artikel pertama yang saya baca mengenai etika kerja di Jerman yang saya coba rangkum ditemukan 7 point utama mengenai etika bekerja mereka. diantaranya :

1. Bagi orang Jerman, jam kerja artinya jam untuk bekerja. titik!
yang artinya dalam 35 jam perminggu atau 7 jam sehari benar-benar mereka gunakan untuk bekerja.

2. Kualitas jauh lebih penting dibandingkan kuantitas.
kualitas yang didapatkan merupakan hasil dari fokus kerja yang tinggi, efisiensi dan dedikasi tanpa kompromi di tempat kerja.

3. Para karyawan di Jerman jarang melakukan rapat dan pertemuan.
Kultur kerja di Jerman menitik beratkan pada kualitas, bekerja individu dan segera pulang setelah selesai bekerja

4. Tidak ada yang perlu dicemaskan bila mereka kehilangan pekerjaan.
Libur dan cuti mereka dimandatkan oleh negara, dan orang Jerman tidak terlalu cemas jika mereka ga punya pekerjaan. itu karena pemerintah selalu berusaha membahagiakan rakyatnya dengan layanan yang menguntungkan rakyatnya.

5. Masyarakat Jerman dimanjakan dengan jumlah hari libur yang banyak.
Total hari libur di Jerman (include 'cuti bersama' atau 'libur nasional' kalau di indonesia) bisa mencapai 6 minggu dalam setahun, wajar sih kalau dibandingkan dengan kualitas kerja mereka

6. Demi mengejar tujuan, orang Jerman lebih menyukai pola komunikasi langsung
Orang Jerman tetap bisa asuk tanpa banyak basa-basi. Bawahan tidak segan untuk menannyakan kenapa performa kerjanya dianggap menurun. Atasan mereka juga lebih suka menggunakan perintah langsung.

7. Orang Jerman memisahkan pekerjaan dari kehidupan pribadi dengan seimbang
Fokus mereka dicurahkan bagi pekerjaan begitu intens dan mereka begitu produktif saat di kantor, selesai ngantor mereka manfaatkan buat istirahat. karena umumnya orang Jerman benar-benar menghargai batasan kehidupan pribadi dan kehidupan profesionalnya.

nah itulah 7 etika dan etos kerja yang coba penulis sampaikan menurut halaman aribicara.com
sekarang penulis mencoba membuka lagi dengan 1 artikel dari jobstreet

dimana secara umum dijelaskan pada artikel tersebut bahwa 81% karyawan di Indonesia mengakses social media saat bekerja. dan berdasarkan Statistica.com pada 2014 pengguna social media di Indonesia mencapai 66,4 Juta, 2015 mencapai 75,84 Juta dan pada 2016 masih meningkat ke 84,5 Juta.

Kesimpulan pribadi penulis:
dari sudut kecil yang dipaparkan 2 artikel tersebut terdapat perbedaan yang cukup mencolok pada etika kerja di Jerman dan di Indonesia, memang mungkin hal ini dapat dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya kultur yang sudah mendarah daging.