14 Mar 2017

Privacy dan Property dalam Etika Era Informasi

Apple VS FBI

Latar Belakang :
Kasus ini mencuat lantaran FBI meminta Apple agar membuat sebuah software baru, dimana FBI dapat mengakses iPhone secara bebas. Setiap iPhone memiliki fitur enkripsi data, sehingga hanya pengguna iPhone saja yang dapat membuka data-data tersebut. Nah, FBI meminta Apple agar FBI dapat mendekripsi iPhone dengan software baru tersebut. Hal ini merupakan yang paling dominan dari 11 tuntutan yang diminta oleh FBI.

Mungkin anda bertanya-tanya, kenapa FBI tiba-tiba melakukan hal tersebut? Ini semua dikarenakan kasus terorisme yang terjadi di San Bernardino, California pada bulan Desember 2015 lalu yang menewaskan 14 orang dan 22 orang lainnya terluka. Dari pelaku terorisme tersebut, FBI menemukan iPhone 5C yang masih utuh. Namun, FBI tidak dapat mengakses data-data pelaku terorisme dikarekan fitur enkripsi yang adai di iPhone 5C dan iOS 8.

Akibatnya, FBI memiliki ide untuk meminta Apple agar dapat mengakses seluruh konten yang ada di iPhone. Tentu saja Apple tidak langsung memenuhinya.

FBI sudah menuntut Apple dengan 11 permintaan tersebut dan sudah dibawa ke pengadilan, Apple menolak permintaan FBI mengenai pembuatan software baru ini. Bentuk dari software baru menurut FBI adalah sebuah backdoor, dimana hanya FBI saja yang dapat mengaksesnya dengan cara Apple memberikan jalur khusus untuk FBI, agar FBI dapat mengakses seluruh informasi yang ada di iPhone.

Tim Cook, CEO dari Apple secara tegas menolak permintaan FBI. Tim Cook sendiri sangat menghormati FBI, namun Tim Cook tidak menyetujui permintaan FBI. Ia pun menuturkannya secara online mengenai pendapatnya tentang kasus ini :
"The United States government has demanded that Apple take an unprecedented step which threatens the security of our customers. We oppose this order, which has implications far beyond the legal case at hand. This moment calls for public discussion, and we want our customers and people around the country to understand what is at stake. (Tim Cook, 16 Februari 2016)"

Yang artinya :
"Pemerintah Amerika meminta Apple untuk mengambil langkah yang belum pernah Apple lakukan sebelumnya yang mengancam keamanan untuk pelanggan kami. Kami menentang permintaan ini, yang dapat menyebabkan implikasi diluar dari kasus ini. Peristiwa ini dapat dijadikan diskusi publik, dan kami ingin pelanggan kami dan orang-orang di negari ini untuk mengerti tentang apa yang dipertaruhkan disini."

Apple mengklaim di surat untuk pelanggan terkait masalah terorisme di San Bernardino, California bahwa software baru tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Walaupun kita semua mengerti kalau FBI adalah badan hukum negara, tidak ada jaminan bahwa FBI akan menggunakannya hanya untuk kebaikan

Apple sendiri sangat menjunjung tinggi privasi dari semua pelanggannya. Tim Cook berkata bahwa perusahaannya sama sekali tidak tertarik dengan data-data yang ada di pengguna iPhone. Bahkan, Apple sendiri tidak dapat meretas keamanan iPhone. Data yang berada di iPhone adalah milik pelanggan, sehingga Apple berusaha untuk tidak membuat backdoor di dalam software-nya

Walaupun FBI meminta Apple untuk membuka jalan hanya untuk FBI, agar FBI saja yang dapat mengaksesnya, namun dengan kecanggihan teknologi saat ini, bukanlah hal yang tidak mungkin jika orang lain dapat meretasnya. Demi keamanan dan privasi pelanggan, Apple menolak semua permintaan FBI.

Apple adalah perusahaan software dan hardware yang tentu saja sudah tak asing lagi. Perusahaan-perusahaan lain pun mengambil tindakan atas kasus ini. Ada yang mendukung Apple maupun yang mendukung FBI. Kebanyakan dari perusahaan tersebut adalah mendukung Apple.

Perusahaan seperti Microsoft, Google, Facebook, Yahoo!, WhatsApp, Twitter, dan LinkedIn mendukung keputusan Apple untuk menolak permintaan FBI. Selain itu perusahaan-perusahaan lain seperti Amazon.com, Box, Cisco Systems, DropBox, Evernote, Mozilla, Nest Labs, Pinterest, Slack Technologies, dan Snapchat juga semuanya mendukung Apple

Pembahasan :

Dalam hal ini penulis merasa ada 2 hal utama yang berkaitan dengan Etika Era Informasi, yaitu kerahasiaan dan kepemilikan. Dalam hal kerahasiaan menurut penulis terjadi gap antar FBI dan Apple inc dimana penulis setuju bahwa segala kejahatan harus diusut hingga tuntas, terlebih dalam kasus terror ini mengakibatkan korban jiwa. Namun dalam etika pun Apple inc juga tidak bisa dikatakan bersalah, karena ‘mereka’ juga menjaga etika mereka terhadap kerahasiaan data seseorang, yang memang dalam kasus ini adalah tersangka terror.

Dan pada kasus kepemilikan, terlebih dalam kepemilikan data yang diinginkan FBI adalah hak aksess yang menyeluruh terhadap isi dari ponsel milik Apple inc tersebut. Pada hal ini point kepemilikan terbagi pada 2 sisi, dari sisi perusahaan Apple itu tersendiri dan konsumen Apple. Dimana pada sisi perusahaan Apple jika permintaan FBI dipenuhi penulis merasa hak Apple untuk memiliki ‘sesuatu’ direnggut karena penulis merasa bahwa perusahaan Apple sudah membuat sesuatu yang miliknya dan pihak lain dalam hal ini FBI memaksa perusahaan Apple membuat hal lain yang jika dipenuhi hanya akan membunuh apa yang sudah perusahaan Apple buat, dan tentu itu bukan hal yang bagus untuk perusahaan Apple, dan apa lagi hal tersebut berkaitan dengan konsumen Apple yang merasa dirugikan karena hal itu tentu akan membuat mereka merasa tidak leluasa dengan apa yang dimilikinya karena akan diawasi oleh pihak lain. Sudah tentu ini membuat perusahaan Apple berhak menolak apa yang dipinta FBI, sudah meminta perusahaan Apple membuat sesuatu yang akan membunuh dirinya sendiri, dan membuat pelanggannya tidak merasa nyaman. Dan tentu benar kekuatan yang absolut hanya akan menciptakan ke korup-an.

Kesimpulan :
Dalam Era Informasi memang ada hal yang perlu kita pertahankan untuk menjaga etika, dan memang ada yang perlu kita buat pegecualian. Dalam kasus ini 2 hal etika dibahas yaitu : kerahasiaan dimana FBI meminta membuka ponsel milik terroris yang terlindungi keamanan IOS, dan Kepemilikan dimana FBI meminta dibuatkan Hak aksess khusus untuk dapat memasukin ponsel Apple dengan mudah. Dan memang dalam kasus pertama yaitu kerahasiaan memang diperlukan toleransi yang cukup untuk meng-izin-kan pihak berwajib melakukan tugasnya. Namun pada kasus kedua dimana FBI meminta hak aksess yang khusus dirasa tidak begitu penting dan hanya akan membuat masalah lain yang justru akan merugikan pihak perusahaan Apple

Sumber utama : windowsku.com